[Garis Horizon] saya percaya setiap rezeki di masing-masing diri manusia itu sudah ada yang ngatur. sejak pertama kali saya diajarkan tentang hal itu, sekitar umur enam tahunan ba'da maghrib di pengajian mesjid kampung saya. pun sampai sekarang, saya masih meyakininya.
dengan keyakinan macam itu yang sudah menempel erat di kepala juga tertancap dalam di hati. insya Allah, hidup tak akan sepelik itu. meski mungkin dalam kenyataannya tak demikian. ini hanya masalah persepsi saja.
pernah merasa begitu tersiksa karena koneksi internet yang terputus, batre laptop yang mati, dan tak ada waktu untuk menonton film yang sedang booming di bioskop?
juga diwaktu yang sama ada seorang saudara kita yang begitu bersyukur ketika satu bungkus kripik yang menjadi barang dagangannya akhirnya dibeli oleh seseorang setelah sebelumnya bermandi keringat keliling komplek, dibawah sengatan matahari yang tak bersahabat, juga bertelanjang kaki.
dengan keyakinan macam itu yang sudah menempel erat di kepala juga tertancap dalam di hati. insya Allah, hidup tak akan sepelik itu. meski mungkin dalam kenyataannya tak demikian. ini hanya masalah persepsi saja.
pernah merasa begitu tersiksa karena koneksi internet yang terputus, batre laptop yang mati, dan tak ada waktu untuk menonton film yang sedang booming di bioskop?
juga diwaktu yang sama ada seorang saudara kita yang begitu bersyukur ketika satu bungkus kripik yang menjadi barang dagangannya akhirnya dibeli oleh seseorang setelah sebelumnya bermandi keringat keliling komplek, dibawah sengatan matahari yang tak bersahabat, juga bertelanjang kaki.
semangat sajalah, karena tanpa hujan, pelangi takkan pernah mau menampakkan diri. :-)
melangkah untuk menjemput rezeki |